Salah satu semboyan yang umum di antara para terpidana yang dijatuhi hukuman mati di penjara federal Amerika adalah “Anda tidak mempunyai harapan sedikit pun.” Ini memang pernyataan yang menyedihkan dan penuh keputusasaan, yang merampas harapan sekecil apapun yang dimiliki para terpidana mati. Seakan-akan dikatakan, “Anda sebentar lagi akan mati. Anda tidak punya penghasilan. Anda bahkan tidak memiliki hidup untuk diperjuangkan—karena engkau pasti mati sebentar lagi. Anak-anakmu malu mengakui mereka punya orang tua penjahat sepertimu. Istri atau suamimu memilih untuk menutup mata dan tidak datang mengunjungimu. Lagipula, tidak heran jika surat cerai dari pasanganmu akan segera tiba.
Engkau mungkin masih akan hidup beberapa hari lagi, namun jangan berharap sesuatu akan dapat berubah. Tidak ada yang akan berubah! Jangan harapkan apa pun akan menjadi lebih baik. Anda sedang mendapatkan yang layak anda terima. Anda tidak punya harapan sedikit pun! Jangan bermimpi!”
Walaupun kehidupan seperti ini begitu terasa nyata dalam penantian para terpidana di dalam penjara, namun sedihnya, banyak orang yang hidup di dunia juga “terpenjara” dalam dirinya sendiri. Ada banyak orang hidup secara fisik, namun mati secara jiwa dan emosi. Mereka bangun di pagi hari, makan pagi, beraktifitas sepanjang hari, makan siang, makan malam, dan tidur kembali—tanpa tahu untuk apa mereka terbangun di pagi harinya hanya untuk melewati waktu tanpa tujuan yang pasti.
Kita terpenjara dalam kehidupan yang tidak berarti, tidak berani bermimpi karena semua kepahitan dan kekecewaan kita akan hidup kita. Betapa banyak sadar-tidak-sadar, berkata dalam jiwanya, “Inilah hidupku yang tidak ada apa-apanya. Ini sudah terbaik yang bisa saya dapatkan. Segala sesuatu tidak akan menjadi lebih baik! Jadi lewati sajalah hidup sehari demi sehari.”
Betapa menyedihkannya kehidupan seperti ini! Apakah memang Tuhan mengatur kehidupan beberapa orang untuk menjadi pecundang? Apakah memang “nasib” tidak dapat diubah karena telah Tuhan tetapkan? Apakah memang kita tidak boleh bermimpi untuk kehidupan yang lebih baik? Mengapa penting untuk bermimpi? Apa yang Tuhan katakan mengenai kehidupan yang penuh kepahitan dan kekecewaan seperti ini?