[Khotbah ini mengadopsi ide buku “Love Beyond Reasons” oleh John Ortberg]

Lukas 2:11 | Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Tyra Banks, seorang super model dunia yang sangat populer pada masa kini, beberapa waktu yang lalu “mencicipi” kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan pribadinya. Sebagai super model, ia terbiasa untuk hidup dengan penampilan yang glamour, seksi dan kurus sebagaimana layaknya model dunia; kemana pun ia melangkah, begitu banyak orang yang mengenalinya dan mengaguminya. Karena itulah, suatu hari, ia mencoba melalukan sesuatu yang “baru”.

Pagi-pagi benar Banks menghabiskan waktu beberapa jam untuk mengenakan pakaian khusus yang biasa digunakan dalam film-film untuk mengubah penampilan seseorang menjadi sangat sangat gendut. Ia memakai beberapa kilogram daging palsu, merias kontur wajahnya menjadi terlihat gemuk sesuai dengan porsi tubuhnya. Lengkap dengan tambahan gelambir leher palsu yang membuatnya benar-benar luar biasa jauh dari ukuran seorang super model dunia. Setelah semua persiapan selesai, ia berhasil terlihat persis seperti seorang wanita yang mengalami obesitas dengan berat sekitar 350 pounds (sekitar 175 kg)!

Banks mengenakan semua perlengkapan tersebut sebagai bagian dari acara talkshow yang dipandunya. Beberapa kamera secara sembunyi-sembunyi akan merekam bagaimana masyarakat bereaksi terhadap orang-orang yang sangat sangat gemuk. Kelebihan berat badan secara ekstrim. Obesitas. Banks melakukannya untuk mencoba merasakan apa yang dirasakan mereka-mereka yang mengalami masalah obesitas ini dalam masyarakat.

“Orang banyak memandang saya dengan pandangan yang mengerikan dan tertawa dengan keras di depan saya—itulah yang paling mengejutkan saya,” kata Banks. “Dan persis ketika saya masuk ke sebuah toko ketika ingin berbelanja, saya jelas sekali mendengar seseorang tertawa mengejek. Seketika itu juga! Saya merasa sangat terhina dan terluka.”

Sepanjang hari itu, melalui pengalaman sebagai seorang obese yang menumpang bus umum, berbelanja dan kencan buta; Banks menempatkan dirinya sendiri sebagai bagian dari begitu banyak orang yang obese dan mengalami perasaan terluka dan penolakan yang menyakitkan. “Tidak ada excuse (alasan) untuk bersikap kasar. Tidak ada alasan untuk bersikap menganggap rendah orang lain yang obese. Hal itu sangat menyakitkan. Itulah yang saya alami.” Tyra Banks jelas tidak ingin lagi merasakan pengalaman seperti itu.

Apa yang Banks lakukan dapat dikatakan “sedikit” serupa dengan apa yang Kristus lakukan. Ia berangkat dari wilayah mewah dan nyamannya untuk merasakan kepahitan orang lain. Ia mencoba sedikit mencicipi kepahitan yang tidak ia inginkan lagi di tengah kekaguman dan penghargaan banyak orang padanya selama ini. Namun, Banks hanya sedikit mirip dengan inkarnasi Kristus ke dalam dunia, karena Banks jelas melakukannya karena uang yang ia terima sebagai upah; sebaliknya, bayi Yesus lahir ke dalam dunia justru untuk memberi. Sementara Tyra sangat terpukul dan tidak dapat menikmatinya apa yang dilakukannya, Kristus justru sangat menikmati kehadirannya ke dunia sesulit dan seberat apapun karena kasih!

Sesungguhnya apa baiknya kita, manusia, sehingga Tuhan begitu peduli dan sampai harus begitu susah payah datang ke dunia untuk menyelamatkan kita? Apa hebatnya kita? Padahal menurut hitungan logika saja, kita sama sekali tidak layak untuk diperhatikan. Mengapa Tuhan begitu peduli?

Kasih. Itulah alasannya yang kita kenal. Hanya karena Ia sangat mengasihi kita!

Tidakkah Allah buta atau sudah mati rasa sehingga Ia masih mau tetap mengasihi kita yang berdosa dan kerap melukai hatinya dengan perbuatan-perbuatan yang tidak disukainya? Tidak masuk akal!!

Siapa di antara kita yang bisa mengampuni dan tetap mengasihi seseorang yang telah melukai hati kita beruntun 50 kali dengan kesalahan yang sama? Bisakah anda?

Catatan sejarah dari PL, PB, dan bahkan sampai hari ini menunjukkan betapa Tuhan terus, terus, dan terus mengasihi mengasihi mengasihi anak-anakNya yang begitu sering terus, terus, dan terus melukai hatinya.

… Israel berulang kali jatuh dalam dosa dan menolak Tuhan, namun Tuhan tetap mengasihi mereka

… Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, namun Tuhan tetap jaga dan pelihara

… Petrus menyangkali Tuhan tiga kali, namun Tuhan memanggilnya kembali

… Manusia selama ribuan tahun melakukan dosa dan kekejian yang tidak terhitung mendukakan hati Tuhan,

namun justru bayi Yesus dilahirkan untuk membuka jalan keselamatan

… Inilah kasih yang melampuai akal.

Inilah kasih yang melampaui akal. Seperti Pandy—boneka kain yang usang, namun tetap amat sangat dikasihi. Ia telah kehilangan sebagian besar rambutnya, salah satu tangannya pun hilang, dan secara umum dapat dikatakan, ia telah kehilangan isi tubuhnya. Ia adalah boneka kain kesayangan seorang gadis kecil bernama Barbie. Pandy, demikian boneka kain itu dinamakan, dulunya tidak berpenampilan usang seperti itu. Ia adalah kado natal yang dipilihkan secara khusus oleh salah seorang bibi dari Barbie yang sangat mengasihinya. Wajah dan tangan Pandy terbuat dari semacam plastik atau karet sehingga tampak begitu nyata, tetapi tubuhnya diisi dengan potongan-potongan kain sehingga membuatnya begitu lembut dan enak dipeluk, benar-benar seperti bayi.

Ketika Pandy masih baru dan menarik, Barbie sangat mengasihinya. Ia mengasihinya dengan kasih yang melebihi keindahan Pandy sendiri. Saat Barbie pergi tidur di malam hari, Pandy berbaring di sisinya. Saat Barbie makan siang, Pandy makan di dekatnya. Saat Barbie selesai, Pandy mandi bersamanya. Rasanya sangat berlebihan mengasihi Pandy seperti itu.

Selang beberapa waktu berlalu, tentu saja, Pandy bukan lagi boneka yang sangat menarik. Termakan usia, Pandy perlahan menjadi berantakan, kotor, dekil dan semakin memburuk setiap harinya. Bagi keluarga mereka, Pandy jelas segera terabaikan apalagi dengan kehadiran boneka-boneka lain yang baru yang lebih bagus dan menarik. Pandy menjadi sebuah boneka yang jelek dan berantakan.

Namun untuk beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan dengan baik oleh seorang pun, Barbie tetap menyayangi boneka kain tersebut. Pada saat Pandy sudah sangat usang dan ketinggalan jaman, ia tetap mengasihinya dengan kasih yang kuat, sama seperti pertama kali bertemu ketika Pandy masih baru dan bagus. Boneka-boneka lain datang dan pergi, namun Pandy terus menjadi sahabat setia yang Barbie senantiasa butuhkan.

Pernah suatu kali, Pandy tanpa sengaja tertinggal di Kanada, padahal mereka sekeluarga telah mengendarai mobil pulang ke rumah sejauh ratusan mil dari Kadana. Namun, ketika mereka menyadari Pandy tertinggal, tidak ada pilihan lain selain memutar balik mobil kembali ke hotel di Kanada. Bagi Barbie, Pandy begitu berharga dan begitu tidak mungkin ditinggalkan walaupun ia tertinggal di negara lain sekali pun.

Hubungan kasih Barbie dan Pandy, si boneka, terus tak terpisahkan sampai Barbie bertumbuh dewasa dan menemukan pria yang kemudian menjadi suaminya. Pandy kelihatannya sudah tidak berharga lagi, dan satu-satunya yang dapat dilakukan adalah membuangnya. Namun, ibu Barbie tidak dapat melakukannya.

Ada dua kebenaran yang sangat mendalam tentang manusia. Satu, bahwa kita semua adalah boneka kain yang usang. Dan, dua, kita semua adalah boneka kain yang usang milik Allah.

Boneka kain yang usang membutuhkan cinta yang lebih dalam dari sekedar eros. Kita membutuhkan cinta yang memberi nilai pada yang dicintai. Cinta yang mengubah boneka kain yang usang menjadi harta yang sangat berharga. Untuk beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan dengan benar oleh seorang pun, ada sebuah cinta yang mengikatkan dirinya pada ciptaan-ciptaan kecil yang buruk, dan membuatnya berharga dan memiliki nilai yang tidak dapat dihitung. Inilah kasih yang melampaui akal. Inilah kasih Allah. Satu-satunya. Inilah kasih yang digunakan Tuhan untuk mengasihi saudara dan saya.

Kasih adalah alasan mengapa Tuhan menempatkan kita manusia sebagai ciptaan termulia. Allah tidak menciptakan kita karena terpaksa, iseng, bosan, kesepian, tidak memiliki kerjaan lain, dan tidak juga karena kebutuhan. Allah menciptakan manusia karena Ia mengasihinya. Ini kasih yang melampaui akal.

Kasih Allah dinyatakan ketika ia menciptakan manusia, Adam dan Hawa—masing-masing kita. Namun keluarbiasaan kasih Allah ini tidak begitu ditunjukkan pada saat penciptaan, namun justru pada saat kita telah jatuh dalam dosa. Pada saat manusia jatuh dalam dosa dan tidak lagi menjadi ciptaan yang sesuai harapan Allah, dari sinilah kemudian kita dapat menemukan keluarbiasaan kasih Allah—yang tidak berhenti mengasihi hanya karena kita telah menjadi kotor, dekil dan usang. Layaknya boneka kain yang tua.

Dalam kondisi yang sedemikian, tampaknya hal yang paling logis yang dapat dilakukan adalah memusnahkan umat manusia. Membuangnya dan memulainya lagi. Kenapa tidak?

Namun Allah tidak dapat melakukannya. Dengan alasan kasih yang tidak dapat dijelaskan dengan sejelas-jelasnya oleh seorang pun sepanjang sejarah, Allah tidak melakukannya. Ia tidak membuang kita untuk memulai kembali suatu ciptaan yang lebih baik. Namun sebaliknya, Allah justru bermaksud melakukan pembedahan untuk membangun kembali manusia. Allah bermaksud membawa manusia ke sebuah tempat di mana Ia dapat mengganti kain kotor serta menghapus kesalahan dan dosa yang membuat kita, obyek kasihNya, menjadi sangat tidak menyenangkan.

Puji Tuhan, tempat seperti itu benar-benar ada, yaitu sebuah tempat bernama salib.

Dan puji Tuhan, perjalanan menuju ke salib itu dimulai dengan kelahiran bayi natal yang kita rayakan.

Dan bayi Yesus memang nampaknya memiliki panggilan khusus untuk melakukan hal-hal yang tidak populer dalam perkembangan hidupnya di masa depan.

… Kristus datang bukan untuk orang yang sehat, namun bagi mereka yang sakit

… Ia datang untuk memulihkan hati yang terluka, bukan hati yang sehat

… Semakin seseorang terabaikan, dialah yang justru paling Tuhan kasihi

Kristus telah melakukan banyak hal yang melampaui akal manusia. Dan ia terus melakukannya dengan terus mengasihi kita sampai hari ini dan seterusnya.